Selasa, 01 Desember 2015

Tugas Bahasa Indonesia 3:Tema dan Kerangka Karangan

A.Tema karangan
1.      Tema adalah pokok permasalahan sebuah cerita, gagasan sentral, atau dasar cerita. Istilah tema sering disamakan pengertiannya dengan topik, padahal kedua istilah ini memiliki pengertian yang berbeda. Topik dalam suatu karya adalah pokok pembicaraan, sedangkan tema adalah gagasan sentral, yakni sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam dan melalui suatu karya. Tema suatu cerita biasanya bersifat tersirat (tersembunyi) dan dapat dipahami setelah membaca keseluruhan cerita. Tema cerita umumnya diklasifikasikan ke dalam lima jenis, jenis-jenis tema tersebut antara lain sebagai berikut:
Tema Jasmaniah: tema jasmaniah adalah tema yang cenderung berkaitan dengan keadaan jasmani seorang pemuda. Tema jenis ini terfokus pada kenyataan diri manusia sebagai molekul, zat, dan jasad. Contoh tema jasmaniah adalalah tema percintaan.
Tema Organik: tema organik diterjemahkan sebagai tema tentang moral karena kelompok tema ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral manusia yang wujudnya tentang hubungan antaramanusia, antara pria dan wanita.
Tema Sosial: tema sosial meliputi hal-hal yang berada di luar masalah pribadi, misalnya masalah politik, pendidikan, dan propaganda.
Tema Egoik: tema egoik adalah tema yang menyangkut reaksi-reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial.
Tema Ketuhanan: tema ketuhanan adalah tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

2.      Dalam memilih topik, kadang ada beberapa yang harus di perhatikan:
1.      Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang atau penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika suatu topik yang sama sekali tidak disenangi penulis akan menimbulkan kekesalan. Bila terdapat hambatan pun, penulis tidak akan berusaha sekuat tenaga untuk menentukan data dan fakta yang akan digunakan untuk memecahkan masalah.
2.       Topik harus diketahui/dipahami penulis.
Penulis hendaklah mengerti serta mengetahui meskipun baru prinsip-prinsip ilmiahnya. Misalnya asal data yang digunakan berasal dari mana? , metode analisis yang digunakan, dan referensi apa saja yang akan menjadi acuan.
3.      Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
Bagi penulis pemula, topik yang terlalu baru kemungkinan belum ada referensinyadalam kepustakaan.  Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis jika tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya. Begitu juga topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara objektif.
4.       Bermanfaat.
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis.
5.      Jangan terlalu “Luas”.
Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas untuk digarap sehingga tulisan bisa fokus dan tepat sasaran.
Hal yang perlu diperhatikan penulis ialah pembatasan topik. Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu penulis atau pengarang dalam berbagai hal berikut ini :
1. Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
2. Memungkinkan penulis mengadakan penelitian dengan intensif mengenai masalahnya.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara :
1. Tetapkanlah topik dalam kedudukan sentral.
2. Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci?.
3. Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.
5. Lakukan proses diatas secara terus-menerus hingga mendapatkan sebuah Tema.
Jika telah mendapatkan topik yang sesuai apalagi yang perlu dicari?. Dalam sebuah karya tulis, pemilihan judul juga perlu diperhatikan. berikut syarat-syarat judul yang baik :
1. Original dan asli.
2. Relevan.
3. Provokatif.
4. Singkat.

3.       Pembatasan Maksud
Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya harus cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap. Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa hal. Pertama-tama memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan,karena pokok itu benar-benar diketahuinya. Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenia masalahnya.
4.      Menentukan Maksud
Pembatasan topik belum dengan sendirinya membatasi pula maksud pengarang atau penulis. Sebab itu penulis harus menetapkan pula maksud untuk menggarap topik tadi.
Pembatasan maksud merupakan sebuah rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas tadi.Seperti halnya dengan pembatasan topik,pembatasan maksud juga akan menentukan bahan mana yang diperlukan,serta cara mana yang paling baik bagi penyusunan karangan itu.

5.      Tesis dan Pengungkapan maksud

Untuk keperluan penyusunan sebuah kerangka karangan,diperlukan perumusan tema yang berbentuk kalimat. Perumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan disebut tesis. Perumusan singkat ini yang tidak menekankan tema dasarnya disebut pengungkapan maksud.
a.    tesis
fungsi tesis ini bagi sebuah karangan, adalah sama seperti kalimat topik atau kakimat utama bagi sebuah alenia.

b.    pengungkapan maksud
Dengan merumuskan sebuah pengungkapan maksud, maka gambaran dan ingatan kita kepada kejadian atau persoalan itu akan menjadi lebih hidup sehingga membangkitkan pula semangat kita sebagai penulis untuk merangkaikan kata-kata yang lebih tepat.

6.      Tema yang baik
Sebuah  tema hanya akan dinilai setinggi-tingginya bila telah dikembangkan secara jujur dan segar, digarap secara terperincih dan jelas, sehingga dapat menambah informasi yang berharga bagi perbendaharaan pengetahuan pembaca. Tema yang dikembangkan dengan memenuhi hal-hal tersebut dapat disebut sebagai sebuah tema yang baik.

Syarat-syarat tema yang baik ;
a.    kejelasan
Kejelasan merupakan hal yang sangat esensil bagi sebuah tulisan yang baik.kejelasan dapat dilihat pertama-tama melalui gagasan sentralnya. Kedua kejelasan sebuah tema dapat pula dilihat melalui subordinasi atau perincian-perinciannya.

b.    kesatuan
Kesatuan dilihat semata-mata dari persoalan bahwa hanya ada satu gagasan sentral dalam setiap karangan atau tema.

c.     perkembangan
Perkembangan yang kurang baik akan merusak tema dan mengaburkan topik dan tujuannya.

d.    keaslian
Keaslian dapat diukur dari beberapa sudut,pertama dari pilihan pokok persoalannya,darisudut pandangannya,pendekatannya,dari rangkaian kalimat-kalimatnya,dari pilihan kata,dsb.

1.    Sudut  pandangan
Sudut pandangan dalam hubungan ini adalah persoalan bagaimana sikap hidup seseorang sehari-hari.

2.    pendekatan
Suatu cara yang lebih kompleks untuk menjamin originalitas dalam pendekatan adalah mempergunakan analogi untuk menjelaskan sebuah tema.
3.    kalimat
Suatu pegangan yang baik adalah sejauh mungkin menghindari frasa atau gaya bahasa yang sering dibaca atau didengar.

e.     judul yang cocok
Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok pula dengan temanya.

Syarat-syarat judul yang baik ;
1.    judul harus relevan
2.    judul harus provokatif
3.    judul harus singkat








B.Kerangka Karangan

1.      Pengertian, Contoh Kerangka Karangan, dan Cara Membuatnya - Kerangka atau outline adalah suatu rencana yang memuat garis-garis besar dari suatu susunan yang akan dibuat dan berisi rangkaian ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Sedangkan karangan adalah sebuah karya tulis yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan kepada pembaca.

Jadi kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur.

2.      Manfaat Kerangka Karangan

1. Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan rapih.
2. Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan yang akan digarap.
3. Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
4. Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta.
5. Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan menarik.

3.      Cara Membuat Kerangka Karangan

Adapun cara membuat kerangka suatu karangan adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan tema dan menetukan judul suatu karangan

Sebelum membuat karangan, tentukanlah dahulu tema karangan yang akan dibuat. Tema ini yang akan mempengaruhi seluruh isi dari karangan yang akan dibuat. Pilihlah tema-tema yang sedang hangat atau tema yang menjadi kesenangan Anda. Hal ini akan sangat membatu untuk mengembangkan karangan.

Setelah mendaptkan tema, tentukan juga judul karangan yang akan dibuat. Usahakan membuat judul yang singkat dan menarik pembaca untuk membaca karangan tersebut.

2. Mengumpulkan bahan

Setelah mendapatkan tema, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa topik-topik yang berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain.  Catatlah semua topik yang terlintas di dalam pikiran untuk memudahkan penseleksian bahan atau topik.

3. Menseleksi bahan

Setelah mendapatkan topik, seleksilah topik-topik tersebut yang sesuai dengan tema karangan dan penting. Hindari membahas topik-topik yang tidak penting untuk di bahas.

4. Mengembangkan kerangka karangan

Jika sudah mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan.

4.      Pola Alamiah .

Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada ketiga (atau keempat) dimensi dalam kehidupan manusia: atas – bawah, melintang – menyeberang, sekarang – nanti, dulu – sekarang, timur – barat, dan sebagainya. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu urutan berdasarkan waktu (urutan kronologis), urutan berdasarkan ruang (urutan spasial), dan urutan berdasarkan topik yang sudah ada

a. Urutan Waktu (Kronologis)

Urutan waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang didasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Yang paling mudah dalam pola urutan ini adalah mengurutkan peristiwa menurut urutan kejadiannya atau berdasarkan kronologinya; peristiwa yang satu mendahului yang lain, atau suatu peristiwa mengikuti peristiwa yang lain. Sering suatu peristiwa hanya akan menjadi penting bila dilihat dalam rangkaian dengan peristiwa-peristiwa lainnya. Biasanya peristiwa yang pertama sama sekali tidak menarik perhatian, sampai rangkaian kejadian itu mengalami perkembangan.
Suatu corak lain dan urutan kronologis yang sering diper-gunakan dalam roman, novel, cerpen, dan dalam bentuk karangan naratif lainnya, adaiah suatu variasi yang muiai dengan suatu titik yang menegangkan, kemudian mengadakan sorot-balik (flash¬back) sejak awal mula perkembangan hingga titik yang mene¬gangkan tadi. Uraian selanjutnya mencakup perkembangan sesudah apa yang dikemukakan daiam bagian pertama yaitu titik yang menegangkan tadi.
Urutan kronologis adaiah urutan yang paling umum, tetapi juga merupakan satu-satunya cara yang kurang menarik dan paling lemah. Sering, terutama daiam menjelaskan suatu proses, urutan ini merupakan cara yang esensial.

b. Urutan Ruang (Spasial)

Urutan ruang atau urutan spasial menjadi landasan yang pal¬ing penting, bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat. Urutan ini terutama digunakan daiam tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif. Pembaca akan mengikuti jalan pikiran penulis dengan teraturseandainya penulis muiai menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya.
Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografis (dari timur ke barat, atau dari utara keselatan);deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut- turut hingga tingkat terakhir; observasi terhadap candi Borobudur dgpat dilakukan dari tingkat atau teras terbawah berturut-turut hingga teras teratas, dengan mengikuti arah jarum jam.

c. Topik yang Ada

Suatu pola peralihan yang dapat dimasukkan daiam pola alamiah adaiah urutan berdasarkan topik yang ada. Suatu barang, hal, atau peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan berturut-turut daiam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian-bagiannya itu.
Laporan keuangan selalu akan terdiri dari dua bagian yaitu pemasukan dan pengeluaran, dengan tidak mempersoalkan mana yang didahulukan dan mana yang diuraikan kemudian. Perserikatan Bangsa-Bangsa terdiri dari beberapa badan. Penulis boleh mengurutkan bagian-bagian itu tanpa implikasi bahwa yang diuraikan lebih dahulu itu merupakan bagian yang lebih penting dari bagian yang diuraikan kemudian.

Pola Logis

Sering terdengar ucapan ’’manusia adalah hewan yang berakal budi”. Berarti manusia mempunyai suatu kesanggupan lebih dari hewan- hewan lainnya yaitu sanggup menanggapi segala sesuatu yang berada di sekitarnya dengan kemampuan akal budinya. la mencoba mencari hubungan-hubungan antara bermacam-macam peristiwa.
Kemampuan budinya itu tercermin pula dalam usaha menyusun suatu uraian sesuai dengan tanggapannya. Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang dalam suatu susunan atau umtan logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang inheren dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Sebenarnya semua topik yang diurutkan dalam suatu hubungan yang logis itu bertolak dari topik-topik yang sudah ada. Namun topik yang sudah ada itu oleh penulis dicarikan hubungannya satu sama lain, diberikan tanggapan dan diberi ciri- ciri tertentu.

5.    Berikut ini ialah macam-macam karangan menurut tujuannya, dan beserta pengertiannya:
1. NARASI,
Adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa yang susul-menyusul sehingga membentuk alur cerita.
2. DESKRIPSI,
Adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengarkan hal tersebut.
3. EKSPOSISI,
Adalah karangan yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan.
4. ARGUMENTASI,
Adalah karangan yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data/fakta/konsep sebagai dasar/alasan/bukti.
5. PERSUASI,
Adalah karangan yang bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu sesuai keinginan penulis, atau karangan yang bersifat ajakan.


http://www.dosenpendidikan.com/pola-susunan-kerangka-karangan-menurut-para-ahli-bahasa/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar