Monitor komputer adalah salah
satu jenis soft-copy device, karena keluarannya adalah berupa sinyal
elektronik, dalam hal ini berupa gambar yang tampil di layarmonitor. Gambar yang tampil adalah hasil pemrosesan data
ataupun informasi masukan. Monitor memiliki
berbagai ukuran layar seperti layaknya sebuah televisi.
Jenis jenis Monitor Komputer:
1.
Monitor CRT (Cathode Ray Tube) atau sering dipanggil “monitor tabung” merupakan
monitor yang disusun dengan mengunakan tabung sinar katode, yang
lebih dapat dikenal dengan bentuknya besar. Meskipun monitor CRT tetap
diproduksi, banyak pengguna yang meninggalkan monitor cembung dengan alasan
bentuknya yang besar dan berat sehingga memerlukan ruang ekstra untuk
menempatkan monitor.
Monitor CRT jenisnya monokrom dan warna.
Monokrom warna yang paling popular adalah hijau, kuning, dan putih. Setiap
piksel terdiri dari satu dot (titik), sehingga memberikan image lebih tajam.
Sedangkan monitor warna, warna monitor ditentukan oleh warna fosfor pada layar
CRT. Setiap piksel terbentuk dari tiga titik. Monitor monochrome mempunyai
fosfor warna tunggal (putih).
Kelebihan Monitor CRT
·
Harga relatif lebih murah
·
Warna lebih akurat dan tajam
·
Resolusi monitor fleksibel
·
Perawatan mudah
·
Bebas dead pixel, ghosting dan viewing angle
Kekurangan Monitor CRT
·
Konsumsi listrik yang lebih besar
·
Sinar radiasi yang berakibat kurang baik untuk manusia, baik otak, mata dan
sel rambut
·
Bergantung pada refreshrate
·
Rentan distorsi, glare dan flicker
·
Dimensi yang besar dan berat sehingga memakan banyak ruang
Cara Kerja Monitor CRT
Monitor CRT menggunakan gabungan tiga
fosfor berwarna merah, hijau dan biru (Red, Green dan Blue). Gabungan tiga
fosfor membentuk satu piksel, maka terdapat tiga pancaran bagi tiga warna yang
menembak dengan kekuatan-kekuatan lain untuk membentuk warna-warna yang lain.
Sinar katoda adalah aliran elektron kecepatan tinggi yang dipancarkan dari
katoda yang dipanaskan dari sebuah tabung vakum.
Dalam tabung sinar katoda, elektron-elektron
secara hati-hati diarahkan menjadi pancaran, dan pancaran ini di”defleksi” oleh
medan magnetik untuk men”scan” permukaan di ujung pandan (anode), yang sebaris
dengan bahan berfosfor (biasanya berdasar atas logam transisi atau rare earth.
Ketika elektron menyentuh material pada layar ini, maka elektron akan
menyebabkan timbulnya cahaya.
Monitor CRT cenderung merusak mata dan
juga melelahkan mata jika bekerja terlalu lama didepannya. Hasil penelitian
juga menyebutkan pengguna yang cenderung terlalu lama bekerja didepan monitor
jenis ini akan mempercepat penuaan secara fisik karena dapat memicu pertumbuhan
uban menjadi lebih cepat akibat radiasi yang ditimbulkan olehnya.
2. Monitor LCD
Karakteristik
Monitor LCD
Monitor LCD
(Liquid Crystal Display) adalah monitor yang di susun dengan menggunakan
‘cairan cristal’, sehingga menjadi bentuk yang ramping, dan memberikan efek
pada display yaitu lebih banyak warna di bandingkan dengan monitor CRT. Pada
LCD berwarna semacam monitor, terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang
terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut
sebagai titik cahaya, kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber
cahaya di dalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian
belakang susunan kristal cair tadi. Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu
bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang
dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik
yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan
sedangkan warna lainnya tersaring.
Monitor LCD
terbagi beberapa jenis yaitu :
Jenis LCD biasa,
berteknologi model penyinaran belakang (backlit) dan penyinaran samping
(sidelit)
LCD TFT (thin
film transistor) atau matriks aktif, setiap pisel dikendalikan oleh satu
transistor.
Kelebihan
Monitor LCD
·
Kualitas gambar lebih jernih dan tajam dari monitor CRT
·
Sinar yang dipancarkan oleh LCD tidak melelahkan mata
·
Konsumsi listrik lebih hemat
·
Pengaturan display user frendly atau mudah
·
Dimensi yang tipis dan ringan sehingga menghemat ruang
Kekurangan
Monitor LCD
·
Layar LCD cenderung lebih sensitif
·
Viewing angle terbatas, colour depth terbatas dan gradasi
warna kurang
·
Tampilan gambar baik hanya di resolusi native-nya
·
Response time dan ghosting
·
Harga lebih mahal, perlu perawatan ekstra hati-hati dan dead
pixel
Cara Kerja
Monitor LCD
Kristal cair di
dalam monitor LCD disusun seperti sandwich antara potongan kaca terpolarisasi.
Lampu neon dibelakang panel memancarkan cahaya yang melewati substrat pertama.
Muatan listrik membuat sel-sel kristal menyelaraskan nada yang berbeda
memungkinkan cahaya untuk lulus melalui substrat kedua. Hasilnya adalah warna
yang menakjubkan yang ditampilkan pada layar, jadi tidak ada tabung katoda,
tidak ada lagi radiasi, tidak ada lebih banyak kepala atau sakit mata. LCD
mendominasi jenis tampilan untuk komputer desktop maupun notebook karena
membutuhkan daya listrik yang rendah, bentuknya tipis, mengeluarkan sedikit
panas, dan memiliki resolusi tinggi.
3. Monitor LED
Karekteristik Monitor LED
Monitor LED (Light Emitting Diode) memiliki
teknologi yang sama dengan LCD dengan pengembangan lebih lanjut dari LCD yang
memiliki efek display peningkatkan pada warna yang ditampilkan yaitu lebih
banyak variasi warnanya. Karena penggunaan Light Emitting Diode sebagai
back-sumber cahaya, dari sebelumnya monitor LCD menggunakan CCFL (Cold Cathode
Fluorescent Lamp) sebagai sumber cahaya di belakang. Pada beberapa tipe LED
memiliki fungsi dan fitur yang lebih lengkap dibandingkan LCD, seperti
kemampuan digital touch screen, Digital TV internet, Digital TV tuner. Monitor
LED mampu menghemat konsumsi listrik hingga 40 – 70% dibandingkan dengan LCD
dengan kemampuan menghasilkan gambar yang sangat tajam.
Fitur yang lebih lengkap dibandingkan LCD, seperti
kemampuan digital touch screen, Digital TV internet, Digital TV tuner. Monitor
LED mampu menghemat konsumsi listrik hingga 40 – 70% dibandingkan dengan LCD
dengan kemampuan menghasilkan gambar yang sangat tajam.
Kelebihan Monitor LED
ü
Kontras gambar yang sangat tajam hingga jutaan pixels
ü
Konsumsi listrik yang lebih hemat dibandingkan dengan
LCD
ü
Usia pemakaian LED lebih pajang
ü
Ukuran yang lebih slim lebih ringan dari pada LCD
ü
Pencahayaan lebih baik dibandingkan LCD
Kekurangan Monitor LED
ü
Harga lebih mahal dibandingkan LCD
ü
Layar LED yang lebih tipis cenderung lebih sensitif
Cara Kerja Monitor LED
LED menggunakan cahaya pancaran diode (light emitting
diode) sebagai sumber cahaya televisi. LED menggunakan diode untuk membuat
banyak vibrant dan image yang berwarna-warni. Warna hitam akan menajadi
benar-benar hitam, bukan hitam abu-abu, dan warna LEDTelevisi LED memiliki
kontras rasio 500,000:1, juga refresh rate yang tinggi untuk membantu menonton
acara yang penuh.
4. Monitor
Plasma
Karakteristik
Monitor Plasma
Monitor
Plasma merupakan jenis monitor yang menggabungkan teknologi CRT dengan LCD.
Dengan teknologi yang dihasilkan, mampu membuat layar dengan ketipisan
menyerupai LCD dan sudut pandang yang selebar CRT.
Kelebihan
Monitor Plasma
- Display plasma hampir menyerupai kemampuan
monitor CRT, dengan contrast ratio tinggi (10.000 : 1)
- Reproduksi warna sangat baik dan level black
rendah
- Hampir tidak ada reponse time dan sudut pandang
sangat baik
- Bentuk ramping
Kelemahan
Monitor Plasma
- Harga relatif mahal
- Memiliki ukuran pixel pitch yang besar
- Memiliki bobot yang sangat besar
- Konsumsi daya dan operasional suhu yang tinggi
- Cell plasma untuk perwakilan tiap pixel gambar
hanya memiliki fungsi on/off sehingga reproduksi warna jauh lebih
terbatasi dibandingkan tipe CRT ataupun LCD.
Cara
Kerja Monitor Plasma
Monitor
Plasma merupakan sebuah layar datar emisif dimana cahaya dihasilkan oleh fosfor
yang tereksitasi oleh sebuah pelepasan muatan plasma antara dua layar datar.
Gas yang dilepaskn tidak melepaskan merkuri. Monitor plasma (Panel Display
Plasma) menggunakan warna penuh panel datar fosfor untuk menampilkan
gambar-gambar, sehingga kombinasi dan reproduksi warnanya yang dihasilkan
sangat baik dan interaktif. Meskipun demikian masih jarang yang menggunakan
Monitor Plasma karena harganya yang cukup tinggi.
5. Monitor
OLED
Monitor
OLED (Organic Light-Emitting Diode) atau dioda cahaya organik adalah sebuah
semikonduktor sebagai pemancar cahaya yang terbuat dari lapisan organik. OLED
digunakan dalam teknologi elektroluminensi, seperti pada aplikasi tampilan
layar atau sensor. Teknologi ini terkenal fleksibel dengan ketipisannya yang
mencapai kurang dari 1 mm.
Struktur
OLED terdiri atas lapisan kaca terbuat dari oksida timah-indium yang berfungsi
sebagai elektroda positif atau anoda, lapisan organik dari diamine aromatik
dengan ketebalan 750 nm, lapisan pemancar cahaya yang terbuat dari senyawa
metal kompleks misalnya 8-hydroxyquinoline aluminium, dan lapisan elektroda
negatif atau katoda terbuat dari campuran logam magnesium dan perak dengan
perbandingan atom 10:1. Konstruksi keseluruhan lapisan tidak lebih dari 500 nm,
artinya OLED sama tipis dengan selembar kertas.
Alat
penerangan teknologi OLED dalam bentuk alat penerangan seperti senter dapat
ditemukan di kota-kota besar di Indonesia. Cahaya yang dihasilkan tidak
seterang jenis lampu halogen tetapi senter tersebut hemat energi sehingga
aterai yang digunakan dapat bertahan lebih lama. Monitor OLED dapat kita lihat
dalam produk handphone Nokia 88000 sapphire arte. Ukuran layar yang cukup lebar
yaitu 240 x 320 piksel didukung teknologi OLED 16 juta warna membuat gambar
atau hasil foto yang dihasilkannya sangat jernih dan seindah warna aslinya.
Juga terdapat pada jam tangan digital layar OLED 1.8 inchi digunakan pada jam
tangan digital yang dipasarkan oleh Gubrak.com Indonesia. Produk ini
dilengkapi dengan pemutar MP4 (MP4 player), memiliki 7 EQ mode untuk
memaksimalkan suara musik, rekaman suara, menampilkan gambar dalam format JPEG
atau GIF, dan menonton film.
Kelebihan
Monitor OLED
·
Kehadiran teknologi OLED dengan proses pembuatannya
yang unik menggeser posisi teknologi LCD.
·
Tampilan OLED baru dan menarik. Layar terbuat dari
gabungan warna dalam kaca transparan sangat tipis sehingga ringan dan
fleksibel.
·
Kemampuan OLED untuk beroperasi sebagai sumber cahaya
yang menghasilkan cahaya putih terang saat dihubungkan dengan sumber listrik.
·
Konsumsi daya
listrik yang rendah dan terbuat dari bahan organik menjadikan OLED
sebagai teknologi ramah lingkungan.
·
Biaya operasional yang relatif rendah dan proses
perakitan yang relatif sederhana dibandingkan LCD. OLED dapat dicetak ke atas
substrat yang sesuai dengan menggunakan teknologi pencetak tinta semprot (inkjet
printer).
·
Memiliki jangkauan wilayah warna, tingkat terang, dan
tampilan sudut pandang yang sangat luas. Piksel OLED memancarkan cahaya secara
langsung sedangkan LCD menggunakan teknologi cahaya
belakang (backlight) sehingga tidak memancarkan warna yang sebenarnya.
·
OLED memiliki waktu reaksi yang lebih cepat. Layar LCD
memiliki waktu reaksi 8-12 milisekon, sedangkan OLED hanya kurang dari 0.01 ms.
·
OLED dapat dioperasikan dalam batasan suhu yang lebih
lebar.
Kekurangan
Monitor OLED
·
Masalah teknis OLED yaitu masa bertahan bahan organik
yang terbatas, sekitar 14.000 jam dibandingkan layar datar lain yang bisa
mencapai 60.000 jam. Pada tahun 2007, masa bertahan OLED dikembangkan menjadi
198.000 jam.
·
Kelembaban dapat memperpendek umur OLED. Bahan
kandungan organik di dalam OLED dapat rusak jika terkena air.
·
Pengembangan proses segel (improved sealing process)
dalam praktik pembuatan OLED dapat membatasi masa bertahan tmpilan.
·
Dalam piranti OLED multi-warna yang ada sekarang, intensitas
cahaya yang dihasilkan untuk warna tertentu belum cukup terang.
·
Harga produk yang cenderung mahal sehingga masih belum
terjangkau oleh kalangan umum.
Cara
Kerja Monitor OLED
Mekanisme
kerja OLED yaitu jika pada elektrode diberikan medan listrik, fungsi kerja
katode akan turun dan membuat elektron-elektron bergerak dari katode menuju pita konduksi di
lapisan organik. Keadaan ini mengakibatkan munculnyalubang (hole) di pita valensi.
Anode akan mendorong lubang untuk bergerak menuju pita valensi bahan
organik. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya proses rekombinasi elektron dan
lubang di dalam lapisan organik dimana elektron akan turun dan bersatu dengan
lubang lalu memberikan kelebihan energi dalam bentuk foton cahaya dengan panjang
gelombang tertentu. Pada akhirnya akan diperoleh satu jenis pancaran
cahaya dengan panjang gelombang tertentu bergantung pada jenis bahan pemancar cahaya yang
digunakan.