A.Tema karangan
1.
Tema adalah pokok permasalahan sebuah cerita, gagasan sentral, atau dasar
cerita. Istilah tema sering disamakan pengertiannya dengan topik, padahal kedua
istilah ini memiliki pengertian yang berbeda. Topik dalam suatu karya adalah
pokok pembicaraan, sedangkan tema adalah gagasan sentral, yakni sesuatu yang
hendak diperjuangkan dalam dan melalui suatu karya. Tema suatu cerita biasanya
bersifat tersirat (tersembunyi) dan dapat dipahami setelah membaca keseluruhan
cerita. Tema cerita umumnya diklasifikasikan ke dalam lima jenis, jenis-jenis tema tersebut antara lain sebagai berikut:
Tema
Jasmaniah: tema jasmaniah adalah tema yang cenderung berkaitan dengan
keadaan jasmani seorang pemuda. Tema jenis ini terfokus pada kenyataan diri
manusia sebagai molekul, zat, dan jasad. Contoh tema jasmaniah adalalah tema
percintaan.
Tema
Organik: tema organik diterjemahkan sebagai tema tentang moral karena
kelompok tema ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral manusia yang
wujudnya tentang hubungan antaramanusia, antara pria dan wanita.
Tema
Sosial: tema sosial meliputi hal-hal yang berada di luar masalah
pribadi, misalnya masalah politik, pendidikan, dan propaganda.
Tema
Egoik: tema egoik adalah tema yang menyangkut reaksi-reaksi
pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial.
Tema
Ketuhanan: tema ketuhanan adalah tema yang berkaitan dengan kondisi
dan situasi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
2.
Dalam memilih topik, kadang ada beberapa yang harus di
perhatikan:
1.
Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang atau
penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya. Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan
sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika suatu topik yang sama sekali tidak disenangi
penulis akan menimbulkan kekesalan. Bila terdapat hambatan pun, penulis tidak
akan berusaha sekuat tenaga untuk menentukan data dan fakta yang akan digunakan
untuk memecahkan masalah.
2.
Topik
harus diketahui/dipahami penulis.
Penulis hendaklah mengerti serta mengetahui meskipun baru
prinsip-prinsip ilmiahnya. Misalnya asal data yang digunakan berasal dari mana?
, metode analisis yang digunakan, dan referensi apa saja yang akan menjadi
acuan.
3.
Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
Bagi penulis pemula, topik yang terlalu baru kemungkinan
belum ada referensinyadalam kepustakaan. Topik yang terlalu teknis
kemungkinan dapat menjebak penulis jika tidak benar-benar menguasai bahan
penulisannya. Begitu juga topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan
untuk bertindak secara objektif.
4.
Bermanfaat.
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi
akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan
sehari-hari maupun dari segi praktis.
5.
Jangan terlalu “Luas”.
Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis. Setiap
penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan
terbatas untuk digarap sehingga tulisan bisa fokus dan tepat sasaran.
Hal yang perlu diperhatikan penulis ialah pembatasan topik.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya dapat membantu penulis atau pengarang dalam
berbagai hal berikut ini :
1. Memungkinkan penulis penuh dengan keyakinan dan
kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
2. Memungkinkan penulis mengadakan penelitian dengan intensif mengenai masalahnya.
2. Memungkinkan penulis mengadakan penelitian dengan intensif mengenai masalahnya.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara :
1. Tetapkanlah topik dalam kedudukan sentral.
2. Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci?.
3. Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.
5. Lakukan proses diatas secara terus-menerus hingga mendapatkan sebuah Tema.
1. Tetapkanlah topik dalam kedudukan sentral.
2. Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci?.
3. Tetapkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih.
4. Ajukanlah pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.
5. Lakukan proses diatas secara terus-menerus hingga mendapatkan sebuah Tema.
Jika telah mendapatkan topik yang sesuai apalagi yang perlu
dicari?. Dalam sebuah karya tulis, pemilihan judul juga perlu diperhatikan.
berikut syarat-syarat judul yang baik :
1. Original dan asli.
2. Relevan.
3. Provokatif.
4. Singkat.
1. Original dan asli.
2. Relevan.
3. Provokatif.
4. Singkat.
3.
Pembatasan Maksud
Setiap penulis
harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya harus cukup sempit dan
terbatas atau sangat khusus untuk digarap. Pembatasan topik sekurang-kurangnya
akan membantu pengarang dalam beberapa hal. Pertama-tama memungkinkan penulis
untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan,karena pokok itu
benar-benar diketahuinya. Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan
penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenia masalahnya.
4. Menentukan Maksud
Pembatasan topik
belum dengan sendirinya membatasi pula maksud pengarang atau penulis. Sebab itu
penulis harus menetapkan pula maksud untuk menggarap topik tadi.
Pembatasan maksud
merupakan sebuah rancangan menyeluruh yang memungkinkan penulis bergerak bebas
dalam batas-batas tadi.Seperti halnya dengan pembatasan topik,pembatasan maksud
juga akan menentukan bahan mana yang diperlukan,serta cara mana yang paling baik
bagi penyusunan karangan itu.
5. Tesis dan Pengungkapan maksud
Untuk keperluan
penyusunan sebuah kerangka karangan,diperlukan perumusan tema yang berbentuk
kalimat. Perumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan
disebut tesis. Perumusan singkat ini yang tidak menekankan tema dasarnya
disebut pengungkapan maksud.
a. tesis
fungsi tesis ini
bagi sebuah karangan, adalah sama seperti kalimat topik atau kakimat utama bagi
sebuah alenia.
b. pengungkapan maksud
Dengan merumuskan
sebuah pengungkapan maksud, maka gambaran dan ingatan kita kepada kejadian atau
persoalan itu akan menjadi lebih hidup sehingga membangkitkan pula semangat
kita sebagai penulis untuk merangkaikan kata-kata yang lebih tepat.
6. Tema yang baik
Sebuah tema
hanya akan dinilai setinggi-tingginya bila telah dikembangkan secara jujur dan
segar, digarap secara terperincih dan jelas, sehingga dapat menambah informasi
yang berharga bagi perbendaharaan pengetahuan pembaca. Tema yang dikembangkan
dengan memenuhi hal-hal tersebut dapat disebut sebagai sebuah tema yang baik.
Syarat-syarat tema
yang baik ;
a. kejelasan
Kejelasan merupakan
hal yang sangat esensil bagi sebuah tulisan yang baik.kejelasan dapat dilihat
pertama-tama melalui gagasan sentralnya. Kedua kejelasan sebuah tema dapat pula
dilihat melalui subordinasi atau perincian-perinciannya.
b. kesatuan
Kesatuan dilihat
semata-mata dari persoalan bahwa hanya ada satu gagasan sentral dalam setiap
karangan atau tema.
c. perkembangan
Perkembangan yang
kurang baik akan merusak tema dan mengaburkan topik dan tujuannya.
d. keaslian
Keaslian dapat
diukur dari beberapa sudut,pertama dari pilihan pokok persoalannya,darisudut
pandangannya,pendekatannya,dari rangkaian kalimat-kalimatnya,dari pilihan
kata,dsb.
1. Sudut pandangan
Sudut pandangan
dalam hubungan ini adalah persoalan bagaimana sikap hidup seseorang
sehari-hari.
2. pendekatan
Suatu cara yang
lebih kompleks untuk menjamin originalitas dalam pendekatan adalah
mempergunakan analogi untuk menjelaskan sebuah tema.
3. kalimat
Suatu pegangan yang
baik adalah sejauh mungkin menghindari frasa atau gaya bahasa yang sering
dibaca atau didengar.
e. judul
yang cocok
Sebuah judul yang
baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok pula dengan temanya.
Syarat-syarat judul
yang baik ;
1. judul
harus relevan
2. judul
harus provokatif
3. judul
harus singkat
B.Kerangka Karangan
1.
Pengertian, Contoh Kerangka Karangan, dan Cara Membuatnya -
Kerangka atau outline adalah suatu rencana yang memuat garis-garis besar dari
suatu susunan yang akan dibuat dan berisi rangkaian ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Sedangkan karangan adalah
sebuah karya tulis yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan kepada
pembaca.
Jadi kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur.
Jadi kerangka karangan adalah suatu suatu rencana atau rancangan yang memuat garis besar atau ide suatu kaya tulis yang disusun dengan sistematis dan terstruktur.
2. Manfaat Kerangka
Karangan
1. Untuk memudahkan penulisan sebuah karya tulis agar menjadi lebih sistematis dan rapih.
2. Untuk mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan yang akan digarap.
3. Untuk mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas sebelumnya.
4. Untuk memudahkan penulis mencari informasi pendukung suatu karangan yang berupa data atau fakta.
5. Untuk membantu penulis mengembangkan ide-ide yang akan ditulis di dalam suatu karangan agar karangan menjadi lebih variatif dan menarik.
3. Cara Membuat Kerangka
Karangan
Adapun cara membuat kerangka suatu karangan adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan tema dan menetukan judul suatu karangan
Sebelum membuat karangan, tentukanlah dahulu tema karangan yang akan dibuat. Tema ini yang akan mempengaruhi seluruh isi dari karangan yang akan dibuat. Pilihlah tema-tema yang sedang hangat atau tema yang menjadi kesenangan Anda. Hal ini akan sangat membatu untuk mengembangkan karangan.
Setelah mendaptkan tema, tentukan juga judul karangan yang akan dibuat. Usahakan membuat judul yang singkat dan menarik pembaca untuk membaca karangan tersebut.
2. Mengumpulkan bahan
Setelah mendapatkan tema, yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan pendukung yang berupa topik-topik yang berhubungan dengan tema untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan. Topik-topik tersebut antara lain, pengertian, tujuan, jenis, contoh, dan lain-lain. Catatlah semua topik yang terlintas di dalam pikiran untuk memudahkan penseleksian bahan atau topik.
3. Menseleksi bahan
Setelah mendapatkan topik, seleksilah topik-topik tersebut yang sesuai dengan tema karangan dan penting. Hindari membahas topik-topik yang tidak penting untuk di bahas.
4. Mengembangkan kerangka karangan
Jika sudah mendapatkan tema, judul dan topik, buatlah karangan yang utuh dengan cara mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat. Perluas topik-topik yang telah ditentukan pada kerangka dan usahakan jangan membahas topik yang tidak ada di dalam kerangka karangan.
4.
Pola Alamiah .
Susunan
atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan
keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah itu didasarkan pada
ketiga (atau keempat) dimensi dalam kehidupan manusia: atas – bawah, melintang
– menyeberang, sekarang – nanti, dulu – sekarang, timur – barat, dan
sebagainya. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian
utama, yaitu urutan berdasarkan waktu (urutan kronologis), urutan berdasarkan
ruang (urutan spasial), dan urutan berdasarkan topik yang sudah ada
a.
Urutan Waktu (Kronologis)
Urutan
waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang didasarkan pada runtunan
peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Yang paling mudah dalam pola urutan ini
adalah mengurutkan peristiwa menurut urutan kejadiannya atau berdasarkan
kronologinya; peristiwa yang satu mendahului yang lain, atau suatu peristiwa
mengikuti peristiwa yang lain. Sering suatu peristiwa hanya akan menjadi
penting bila dilihat dalam rangkaian dengan peristiwa-peristiwa lainnya.
Biasanya peristiwa yang pertama sama sekali tidak menarik perhatian, sampai
rangkaian kejadian itu mengalami perkembangan.
Suatu
corak lain dan urutan kronologis yang sering diper-gunakan dalam roman, novel,
cerpen, dan dalam bentuk karangan naratif lainnya, adaiah suatu variasi yang
muiai dengan suatu titik yang menegangkan, kemudian mengadakan sorot-balik
(flash¬back) sejak awal mula perkembangan hingga titik yang mene¬gangkan tadi.
Uraian selanjutnya mencakup perkembangan sesudah apa yang dikemukakan daiam
bagian pertama yaitu titik yang menegangkan tadi.
Urutan
kronologis adaiah urutan yang paling umum, tetapi juga merupakan satu-satunya
cara yang kurang menarik dan paling lemah. Sering, terutama daiam menjelaskan
suatu proses, urutan ini merupakan cara yang esensial.
b.
Urutan Ruang (Spasial)
Urutan
ruang atau urutan spasial menjadi landasan yang pal¬ing penting, bila topik
yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat.
Urutan ini terutama digunakan daiam tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif.
Pembaca akan mengikuti jalan pikiran penulis dengan teraturseandainya penulis
muiai menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari
bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya.
Uraian
tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan
urutan geografis (dari timur ke barat, atau dari utara keselatan);deskripsi
mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama
berturut- turut hingga tingkat terakhir; observasi terhadap candi Borobudur
dgpat dilakukan dari tingkat atau teras terbawah berturut-turut hingga teras
teratas, dengan mengikuti arah jarum jam.
c.
Topik yang Ada
Suatu
pola peralihan yang dapat dimasukkan daiam pola alamiah adaiah urutan
berdasarkan topik yang ada. Suatu barang, hal, atau peristiwa sudah dikenal
dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap,
mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan berturut-turut daiam karangan
itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi
tanggapan atas bagian-bagiannya itu.
Laporan
keuangan selalu akan terdiri dari dua bagian yaitu pemasukan dan pengeluaran,
dengan tidak mempersoalkan mana yang didahulukan dan mana yang diuraikan
kemudian. Perserikatan Bangsa-Bangsa terdiri dari beberapa badan. Penulis boleh
mengurutkan bagian-bagian itu tanpa implikasi bahwa yang diuraikan lebih dahulu
itu merupakan bagian yang lebih penting dari bagian yang diuraikan kemudian.
Pola Logis
Sering
terdengar ucapan ’’manusia adalah hewan yang berakal budi”. Berarti manusia
mempunyai suatu kesanggupan lebih dari hewan- hewan lainnya yaitu sanggup
menanggapi segala sesuatu yang berada di sekitarnya dengan kemampuan akal
budinya. la mencoba mencari hubungan-hubungan antara bermacam-macam peristiwa.
Kemampuan
budinya itu tercermin pula dalam usaha menyusun suatu uraian sesuai dengan
tanggapannya. Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan
landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang dalam suatu susunan atau umtan
logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang
inheren dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
Sebenarnya
semua topik yang diurutkan dalam suatu hubungan yang logis itu bertolak dari
topik-topik yang sudah ada. Namun topik yang sudah ada itu oleh penulis
dicarikan hubungannya satu sama lain, diberikan tanggapan dan diberi ciri- ciri
tertentu.
5.
Berikut ini ialah macam-macam karangan menurut tujuannya, dan
beserta pengertiannya:
1.
NARASI,
Adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa yang susul-menyusul sehingga membentuk alur cerita.
Adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa yang susul-menyusul sehingga membentuk alur cerita.
2.
DESKRIPSI,
Adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengarkan hal tersebut.
Adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengarkan hal tersebut.
3.
EKSPOSISI,
Adalah karangan yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan.
Adalah karangan yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan.
4.
ARGUMENTASI,
Adalah karangan yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data/fakta/konsep sebagai dasar/alasan/bukti.
Adalah karangan yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data/fakta/konsep sebagai dasar/alasan/bukti.
5.
PERSUASI,
Adalah karangan yang bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu sesuai keinginan penulis, atau karangan yang bersifat ajakan.
Adalah karangan yang bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu sesuai keinginan penulis, atau karangan yang bersifat ajakan.
http://www.dosenpendidikan.com/pola-susunan-kerangka-karangan-menurut-para-ahli-bahasa/